Selasa, 06 Desember 2011

Persahabatan


Guys, mendengar kata persahabatan mungkin kalian sudah tahu apa arti sahabat dan pasti sudah mempunyai sahabat. Tapi bagiku sendiri, aku tidak akan pernah lagi percaya dengan sahabat. Dari kecil aku punya sahabat,maybe dari SD tapi sahabat pertama yang kupunya malah menyakiti aku. Di SMP malah lebih parah. Di SMP aku dijauhi oleh teman – teman ku serta sahabatku dan bahkan dikucilkan, aku juga enggak tau kenapa. Tapi menurut ku aku dijahui karena aku adalah seorang cewek yang gendut, jelek, bodoh dan satu lagi aku bukan berasal dari keluarga yang kaya. Aku memang lahir di keluarga yang sederhana cukup sederhana, tapi apa dengan itu aku harus dijauhi dan dibenci sama teman – temanku bahkan sahabatku sendiri juga membenciku. Sudah dua kali aku disakiti oleh sahabat, dan mulai dari SMP itu aku tidak lagi percaya dengan embel – embel SAHABAT. Tapi di SMA aku diperkenalkan lagi dengan kata – kata SAHABAT. Tepatnya SMA kelas dua, aku mempunyai tiga orang teman dekat yang mau mengerti aku; mau mendengar setiap keluh kesaku; mau dan bisa diajak berbagi suka duka; menjadi orang pertama yang mendukungku di saat aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Kami berempat sangat mengerti karakter dan pribadi masing – masing, kami juga berjanji tidak akan menyakiti dan melupakan persahabatan yang sudah terjalin ini. Tapi takdir berkata lain, untuk kesekian kalinya aku disakiti lagi oleh Sahabatku. Di kelas tiga, tiba – tiba salah satu dari sahabatku pergi meninggalkan kami bertiga. Dia  pergi karena sudah mempunyai sahabat baru, aku enggak nyangka ternyata seorang sahabat yang aku percaya dan aku sayang bisa berbuat seperti itu. Dari situ aku mulai bangkit lagi, dan berniat untuk mencari sahabat baru lagi di kuliah ini. Ya sekarang aku sedang melanjutkan study ku di salah satu Perguruan Tinggi swasta di Semarang. Aku mencoba menghilangkan mainsetku bahwa sahabat itu hanya bisa menyakiti. Dan benar saja di sini aku mempunyai sahabat, tapi aku selalu membatasi diri dengan sahabatku itu. Apa yang kutakutkan tentang persahabatan kembali lagi terjadi. Orang yang paling kupercaya dan kusayang tega menjelek – jelekkan aku di belakangku. Sebelumnya dia tiba – tiba menjauhiku dengan alasan yang sangat tidak jelas dan tidak masuk akal. Lalu dia berkoar – koar ke orang lain bahwa dia sudah lama benci sama aku dia enggak suka sama aku dan tentang renggangnya hubungan persahabatan kita, tapi sumpah demi apapun aku enggak tau sebenarnya apa salahku sampai dia seperti itu. Melihat dan mengetahui dia melakukan itu, aku segera introspeksi diri, kalau – kalau aku udah melakukan hal yang bisa menyakiti hatinya. Tapi berjuta –  juta kali pun aku introspeksi, berjuta – juta kali juga aku enggak bisa menemukan alasan kenapa tiba – tiba dia seperti itu. Dan finally karena banyak banget sahabat yang telah melukai aku, aku enggak akan lagi mau punya sahabat. Cukuplah dengan teman, maybe temen deket. Dengan hanya berteman aku bisa mengembangkan diri juga, enggak terikat sama mereka. Aku bebas memilih teman mana yang bisa membuatku nyaman, bahagia dan nyambung untuk diajak bertukar pikiran. Sekarang hidupku jauh lebih enjoy, karena memang aku ga pernah beruntung dalam dunia persahabatan ya maka sekarang aku enggak mau lagi punya sahabat. Walaupun aku juga sering disakiti oleh temen – temenku sendiri. Di dunia pertemanan sekarang aku merasa selalu dijadikan orang ketiga. Entah kenapa aku bisa berpikir seperti itu, yang pasti aku ngerasa dibutuhin kalau udah ga ada orang lain lagi. Teman – temanku butuhin aku ketika hanya ada aku di tempat itu. Kalau ada banyak orang, aku seakan ga dianggap diantara mereka. Hm mungkin hanya dianggap sebagai bayangan, yah pengalaman mengajarkanku banyak hal jadi aku sudah biasa disakiti teman. Sekarang aku hanya percaya pada diriku sendiri dan juga pada Tuhan, aku ga mau lagi percaya pada orang lain. Jika aku sakit aku sendiri yang ngrasain, jika aku bahagia aku sendiri pula yang merasakan. Teman hanya bisa memberikan ucapan misalnya aku turut sedih karena hal ini, atau aku bahagia karena kamu ini. Hmm hanya ucapan dari mulut, padahal mereka tidak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan. Sekarang aku pengen temenan sama cowok aja, karena temenan sama cowok bisa mengubah manisetku tentang banyak hal. Beda dengan berteman sama cewek, yang dilakukan hanya menambah parah masalah. Dikit – dikit sensi, dikit – dikit marah, kalau ga sesuai dengan kehendak hatinya langsung didiemin, dijauhin tapi ntar balik seperti semula lagi. Huft bikin bingung dan nambahin pikiran. Guys sebenarnya yang pengen aku lakuin saat ini adalah meminta maaf dan mengclearkan kesalahpahaman yang terjadi antara aku sama temen cowokku. Aku nyaman sama temen cowokku yang satu ini, dia cuek tapi entah kenapa aku bisa nyaman sama dia. Kenyaman yang enggak aku dapet di teman – temanku lainnya. Aku akui aku sayang sama dia walaupun aku udah punya pacar, aku akui aku salah. Tapi aku enggak mau kehilangan sosok teman seperti dia, aku mencoba untuk menghilangkan perasaan sayang yang seharusnya ga boleh ada di hatiku ini dengan berbagai cara. Semuanya aku lakukan supaya aku tetap bisa terus berteman sama dia, aku ga pingin dia tau perasaan sayang ini karena aku ga pingin merusak hubungan pertemanan kita. Tapi tiba – tiba dia mengetahui perasaan ku ini, mulai dari situ kami saling menjauh. Aku sebenarnya sedih karena hal ini, aku ga bisa lagi bercanda seperti biasanya. Aku merasa ada jurang pemisah antara aku dan temanku itu. Dia ga mau pacarku salah paham atas kedekatan kita, tapi dia ga tau bahwa rasa sayangku ini bukan rasa sayang untuk memiliki dia rasa sayangku ini adalah rasa sayang yang tulus seorang sahabat yang mungkin ga bisa dijelasin. Dia salah paham dengan perasaanku ini, bahkan teman – temanku yang lain juga salah paham atas perasaan ini. Aku sedih harus kehilangan sosok teman yang bisa membuatku nyaman dan membuatku melupakan masalah – masalahku walau hanya sejenak. Aku sedih karena sekarang kita seperti ada jarak, dan yang membuatku lebih sedih lagi kesalahpahaman itu ga mungkin bisa aku selesaikan. Aku terlalu takut untuk bicara dengannya, aku terlalu malu untuk melakukannya. Aku takut setelah aku bicara dia malah semakin salah paham dengan ku. Aku bingung harus gimana lagi. Guys dengan mengungkapkan semua perasaanku disini, aku mulai agak lega sekarang. Doakan jalan yang terbaik buatku dan kehidupan pertemananku ya. Kita sambung lagi dengan curhatanku lainnya, jangan pernah bosan untuk membaca curhatan ku ini ya guys. See you next time.. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar